Awal Perang Korea
PERANG Korea adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan
yang berlangsung dari 25 Juni 1950 hingga 27 Juli 1953. Perang Korea
sesungguhnya merupakan wujud dari proxy war antara Blok Barat yang
dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dikomandani Uni Soviet.
Sekutu utama Korea Selatan dalam perang ini adalah Amerika Serikat,
Kanada, Australia, Prancis, dan Inggris. Sementara itu, sekutu utama
Korea Utara
adalah China yang menyediakan kekuatan militer dan Uni Soviet yang menyediakan penasihat perang, pilot pesawat, dan persenjataan. Perang ini berakhir pada 27 Juli 1953, saat Amerika Serikat, China, dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Seungman Rhee, menolak menandatangani gencatan senjata tersebut, tetapi berjanji untuk menghormatinya. Secara resmi Perang Korea belum berakhir sampai dengan saat ini.
adalah China yang menyediakan kekuatan militer dan Uni Soviet yang menyediakan penasihat perang, pilot pesawat, dan persenjataan. Perang ini berakhir pada 27 Juli 1953, saat Amerika Serikat, China, dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Seungman Rhee, menolak menandatangani gencatan senjata tersebut, tetapi berjanji untuk menghormatinya. Secara resmi Perang Korea belum berakhir sampai dengan saat ini.
Serangan Bom Kimia Saddam di Kep. Majnun
25 Juni 1988, dalam agresi militernya ke Iran, tentara Irak
mengerahkan pesawat tempurnya ke kepulauan Majnun dan menghujani pasukan
Iran di pulau tersebut dengan bom kimia. Dalam serangan yang sangat
tidak manusiawi ini, ratusan tentara Iran gugur syahid atau luka-luka.
Selama era perang Irak-Iran yang berlangsung delapan tahun, tentara Irak
minimalnya melakukan 200 kali serangan dengan menggunakan senjata kimia
dan menyebabkan 30.000 tentara dan warga sipil Iran gugur syahid atau
luka-luka. Dalam pengembangan senjata kimianya tersebut, rezim Saddam
mendapat bantuan dana dan teknologi dari negara-negara Barat, khususnya
AS dan Inggris. Kedua negara ini kemudian dengan alasan untuk
memberantas senjata pembunuh massal, pada bulan Maret 2003 menyerang
Irak dan menggulingkan rezim Saddam.
Para Bekas Budak AS Tiba di Liberia
25 Juni tahun 1822, para budak kulit hitam di Amerika Serikat
yang telah dibebaskan, kembali ke tanah air mereka, Afrika. AS membeli
daerah di barat daya pantai Afrika untuk dijadikan tempat penyaluran
para budak yang telah dibebaskan dan memberinya nama Monrovia sebagai
penghormatan atas presiden AS, James Monroe. Sejak tahun 1824, nama
Liberia mulai digunakan dan Monrovia dijadikan pusat pemerintahan.
Awalnya, Liberia berstatus sebagai salah satu negara bagian dari AS.
Akhirnya pada tahun 1947, Joseph Roberts, Gubernur Liberia dan bekas
budak dari Virginia, memproklamasikan kemerdekaan Liberia dan menjadi
presiden pertama.
Mozambik Merdeka
25 Juni tahun 1975, Mozambik, sebuah negara di Afrika
tenggara, memproklamasikan kemerdekaannya. Pada akhir abad ke-15,
sekelompok pelaut Portugis di bawah pimpinan Vasco da Gama tiba di
Mozambik dan sejak saat itu dimulailah penjajahan Portugis atas Mozambik
yang terus berlangsung hingga lima abad kemudian. Mozambik merupakan
salah satu kawasan dengan hasil bumi terkaya di Afrika, namun kekayaan
alam itu habis-habisan dikuras oleh bangsa Portugis. Sejak tahun 1964,
gerakan kemerdekaan rakyat Mozambik menjadi semakin terorganisasi sampai
akhirnya pada tahun 1974, Front Pembebasan Mozambik atau “Frelimo” dan
Portugis menandatangani kesepakatan untuk mempersiapkan kemerdekaan
Mozambik. Setahun kemudian, barulah negara itu meraih kemerdekaannya.
Kroasia Merdeka
25 Juni tahun 1991, Kroasia memproklamasikan kemerdekaannya
dari Yugoslavia. Setelah runtuhnya imperium Austria dan Hongaria, pada
tahun 1929, didirikanlah negara federasi Yugoslavia yang terdiri dari
enam negara bagian, yaitu Serbia, Kroasia, Bosnia, Herzegovina,
Macedonia dan Slovenia. Dalam negara federasi Yugoslavia, etnis Serbia
memiliki pengaruh dan kekuasaan yang paling besar sehingga menimbulkan
kecemburuan dari etnis-etnis lainnya. Setelah tumbangnya Uni Soviet,
rasa nasionalisme negara-negara bagian di Yugoslavia semakin meningkat
dan Kroasia pun mengadakan referendum. Hasilnya, rakyat Kroasia
menghendaki didirikannya negara independen yang terpisah dari
Yugoslavia. Sebagai reaksi, tentara Yugoslavia menyerang Kroasia. Namun
atas perlawanan kuat rakyat Kroasia yang didukung negara-negara Barat,
akhirnya Yugoslavia menghentikan serangannya dan mengakui kemerdekaan
Kroasia.
Slovenia Merdeka
25 Juni tahun 1991, pada hari yang bersamaan dengan
diproklamasikannya kemerdekaan Kroasia, salah satu negara bagian lain
dalam Yugoslavia, yaitu Slovenia, juga memproklamasikan kemerdekaannya.
Namun karena jauhnya wilayah Slovenia dari Beograd, ibu kota Yugoslavia
dan adanya dukungan penuh negara-negara Barat atas kemerdekaan Slovenia,
pemerintah pusat Yugoslavia tidak melakukan aksi militer apapun
terhadap negara itu. Slovenia memiliki luas wilayah 20 ribu kilometer
persegi dan berpenduduk sekitar 2 juta jiwa.
Baharuddin Jusuf Habibie, Presiden Indonesia ketiga lahir.
Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni
1936; umur 73 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia
menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada
tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus
Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil
Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil
presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan
Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan
terpendek.
0 komentar:
Posting Komentar